25 Januari 2009

Dampak Kegiatan Penambangan Emas Terhadap Kesehatan Manusia Serta Lingkungan Sekitarnya

(Studi Kasus Daerah Penambangan Kabupaten Bombana

Provinsi Sulawesi Tenggara)

Oleh : *Tarzan

(*Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Tahun 2007)
















Pada akhir tahun 2008 di daerah Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara, telah dibuka areal penambangan emas (seperti pada gambar), dan hal ini banyak memicu masyarakat yang ada di Provinsi ini berlombalomba untuk sekedar mengadu nasib peruntungannya. Kurangnya pengetahuan serta keterbatasan teknik dan skil dalam menambang menjadikan masyarakat penambang ini lupa akan bahaya yang mengancam dirinya akibat resiko kesehatan yang akan diderita nantinya.

Diareal penambangan emas Hg atau hydrargyrum banyak sekali dijumpai, secara kasat mata zat ini nampak kurang diperhatikan sebahagian orang dan adapula yang tidak mengetahuinya. Hg adalah metal yang menguap pada temperature kamar. Karena sifat kimiafisikanya Hg ini pernah digunakan dalam pencampuran obat dan juga digunakan dalam industriindustri tertentu seperti halnya industri perhiasan.

Hg merupakan racun sistematik dan dapat diakumulasi di hati, ginjal, limpa dan tulang. Oleh tubuh Hg dieksresikan lewat urine, feces, keringat, saliva dan air susu. Keterpaparan / keracunan Hg akan menimbulkan gangguan susunan saraf pusat (SSP) seperti kelainan kepribadian dan tremor, convulsi, pikun, insomnia, kehilangan kepercayaan diri, iritasi, depresi dan rasa ketakutan. Gejala gastero-intestinal (GI) seperti stomatis, hipersalivasi, colitis, sakit pada mengunyah, ginggitivitis, garis hitam pada gusi (leadline) dan gigi yang mudah lepas. Kulit dapat menderita dermatitis dan ulcer. Hg yang organic cenderung merusak SSP (tremor, ataxia, perubahan kepribadian) sedangkan Hg anorganik biasnya merusak ginjal dan menyebabkan cacat bawaan. Di alam Hg anorganic dapat berubah menjadi organic dan sebaliknya karena adanya interaksi dengan mikroba. Genus Pseudomonas dan Neurospora dapat mengubah Hg organic menjadi an-organik.

Sebagai contoh Hg dalam darah penambang emas dan masyarakat serta dampak kesehatan pada penambangan emas di Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DI Yogyakarta Tahun 2005 didapatkan sebagai berikut :

Sampel

%

Keluhan

26 penambang emas





89 orang petani disekitar penambangan

76.92




23.08




56.18



24.7

22.5

1.12

Ada Hg dalam darahnya, Hg tertinggi 13.7 µg/liter pada hal NAB (Nilai Ambang Batas) didalam tubuh 5 – 10 µg/liter

Menderita sakit ginjal dan syaraf


Mengandung Hg dalam darahnya. Hg tertinggi dalam darah penduduk di sekitar penambangan adalah 11,8 µg/liter

Menderita Paraesthesia

Menderita Kelelahan

Mengalami Cacat Fisik Kongenital

(Sutomo et al, 2005)

Untuk Aspek Kesehatan Lingkungan misalkan, yaitu dalam hal pemakaian logam berat dalam industri tradisional penambangan emas khususnya di daerah penambangan emas Kabupaten Bombana, ternyata tidak pernah dilakukan Studi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) atau UKL/UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan/ Upaya Pemantauan Lingkungan) terhadap kemungkinan adanya dampak penting yang diperkirakan muncul akibat adanya kegiatan penambangan emas, padahal pihak pemerintah juga jelas mengetahui adanya kegiatan penambangan ini.

Aspek Kedokteran Lingkungan misalkan, yaitu dalam hal adanya dampak medis akibat penambangan emas tradisional di Kabupaten Bombana, Propinsi Sulawesi Tenggara, ternyata tidak ada tindakan yang cukup berarti hingga saat ini, kecuali penarikan pajak Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang amat sangat gencar dilakukan.

Dan jika ditinjau dari Aspek K-3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) misalkan, dalam hal ini penambang 95 % tidak memakai Alat Pelindung Diri (masker, sarung tangan, baju kerja, celana kerja, kacamata, dan sebagainya), bila mereka memakai APD itupun bukanlah APD standard seperti yang ditentukan oleh Departemen Tenaga Kerja.

Dengan melihat begitu besarnya dampak yang akan berpengaruh terhadap kesehatan mayarakat perlu adanya perhatian khusus bagi pemerintah setempat untuk dilakukan kegiatan penanggulangan sehingga hal ini tidak akan terlalu jauh merugikan kesehatan masyarakat pekerja yang melakukan penambangan.

Dan juga dampak kesehatan masyarakat yang terjadi akibat bahan-bahan toksik amat jelas terjadi dimana-mana, kiranya 5 tahap pencegahan di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat amat perlu dilakukan yaitu upaya-upaya promotif,preventif dan protektif, kuratif, disability limitation, dan rehabilitatif.

Sumber :

1. Slamet, JS. 2004. Kesehatan Lingkungan.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

2. Sutomo, Adi Heru; Suhardini, Sri Mukti; Sarwono, RD; Mardani, Tri; Kasjono, HS; Iskandar,Gamal; Supriadi, Gamal; Wijanarko, D; Siran 2005. MERCURY CONTAMINATION AMONG YOGYA-KARTA’S WORKERS : THE CASE OF KULON PROGO GOLD MINING, the Environmental Health Impact Team of Yogyakarta Province, Proceeding of International Conference on Occupational Health Aspects of Industrial Development and Informal Sector 2005, Yogyakarta, Indonesia, 29 November- 1 December 2005, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Pengikut

Arsip Blog

Mengenai Saya

Foto saya
Yogyakarta, DI.Yogyakarta, Indonesia
Selamat Datang di Blog ini, semoga bemanfaat bagi ilmu pengetahuan serta menambah khasanah ilmu bagi kita semua terutama di bidang kesehatan lingkungan.Keseharian saya berprofesi sebagai mahasiswa Pasca Sarjana di Fakultas Kedokteran UGM Jurusan Health Enviroment, dan turut andil dalam perbaikan kesehatan lingkungan yang sering menjadi masalah pada masyarakat yang ditimbulkan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh aktifitas kegiatan manusia terutama oleh kegiatan industri.Trims